20.12.00
0
BICARA PAUD adalah bicara soal kesejahteraan guru yang minim, bahkan memperihatinkan.  Hingga saat ini Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kabupaten Bogor terus memperjuangkan peningkatan tunjangan guru Pendidikan Anak Usia Dini.
“Guru TK atau PAUD adalah profesi yang paling capek. Tidak ada guru di instusi lain, yang sampai mengantarkan anak didiknya buang air kecil ke kamar mandi, hingga menceboknya, kecuali guru TK. Tapi kenap gajinya kecil? Harus ada kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dengan keluarga.”
Hal itu dikatakan praktisi pendidikan Dr. Hj. Marwani Syattar M. PdI yang juga Ketua Ikatan Guru Taman Al Qur’an (IGTA) Kabupaten Bogor kepada Islampos di gedung PUSDAI, Cibinong, Bogor, beberapa waktu lalu.
Diakui Marwani, hingga kini masih ada guru TK/PAUD yang digaji Rp. 250-500 ribu. Tentu saja ini memperihatinkan kita semua. Kalaupun ada tunjangan fungsional dari pemerintah daerah, tidak semua guru mendapatkan alias belum merata. Seperti diketahui, tunjangan fungsional dari Pemda hanya Rp 450.000 setiap tahunnya.
“Tidak semua guru dapat, karena kuotanya  yang begitu membengkak. Mudah-mudahan saja pemangku jabatan di pemerintah berpikir untuk masa depan pendidikan anak, termasuk para gurunya,” kata Mawarni yang akan membuka TK khusus Tahfidz saat tahun ajaran baru.
Kala ditanya, apa benar pilihan untuk menjadi guru TK/PAUD karena sudah mentok, tak ada pilihan lain? “Urusan rezeki itu Allah yang mengaturnya. Saya ingin memotivasi rekan-rekan se-profesi saya, berbangallah menjadi guru TK. Tetaplah samangat. Karena di tangah guru TK/PAUD inilah masa depan bangsa ditentukan.”
Ibu dua anak yang baru saja genap berusia 50 tahun ini mengatakan, ia ketika terserang demam, tetap pergi ke sekolah. Karena baginya, melihat wajah anak-anak didiknya sudah merupakan hiburan dan obat tersendiri. “Seorang guru TK harus tetap ceria, meski hatinya sedang berduka. Situlah ujian kesabarannya,” kata Mawarni yang menyelesaikan studi S2 dan S3 nya di UIKA (Universitas Ibnu Khaldun) Bogor.
Di usianya yang ke-50, Mawarni tetap istiqamah sebagai pendidik dan memiliki harapan, agar pemerintah lebih memperhatikan pendidikan anak usia dini, baik perhatiannya terhadap SDM guru-gurunya, maupun sarana-prasarananya. Jangan sampai pemerintan hanya mengurus sekolah yang besar-besar saja, sementara sekolah PAUD dan para gurunya  tidak diperhatikan.

Sumber : www.islampos.com

Post Comment

0 komentar:

Posting Komentar